Saturday, December 17, 2011

CAMPUR KODE DALAM NOVEL KENANGA KARYA OKA RUSMINI


Oleh : Murmiyati Hadi Santoso

A.                PENDAHULUAN
Istilah campur kode tak bisa lepas dari istilah kedwibahasaan. Karena kedwibahasaan menimbulkan saling pengaruh mempengaruhi antara bahasa pertama dan bahasa kedua. Kondisi saling mempengaruhi ini menjadi semakin intensif jika jumlah kedwibahasaan Yang menggunakan kedua bahasa itu semakin besar (Tarigan, 1995). Pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa kedua atau sebaliknya dapat terjadi pada setiap system atau unsur bahasa karena pembicara memakai system unsur bahasa pertama dalam bahasa kedua atau sebaliknya.
Nababan (1984) mengatakan bahwa campur kode adalah bilamana orang mencampur dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam satu tindak bahasa tanpa ada sesuatu  dalam situasi berbahasa itu yang menuntut pencampuran bahasa itu.
Campur kode dapat terjadi antarbahasa. Campur kode antarbahasa adalah penggunaan unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain dalam berbahasa.
Dalam novel Kenanga karya Oka Rusmini sarat dengan campur kode bahasa Bali.  
Ada tiga hal yang perlu dibahas dalam penggunaan campur kode dalam novel Kenanga  :
1.      Asal bahasa yang menjadi campur kode dalam novel Kenanga
2.      Wujud campur kode
3.      Campur kode dalam novel Kenanga

    B.  PEMBAHASAN
1.      Asal bahasa yang menjadi campur kode dalam novel Kenanga
Campur kode yang ada dalam novel ini bila dilihat dari asalnya maka terdiri dari dua macam, yaitu yang berasal dari bahasa asing dan berasal dari bahasa daerah.
Campur yang berasal dari bahasa asing, Yaitu yang berasal dari bahasa Inggris ada tiga kata yang berwujud kata dasar. Sedangkan yang berasal dari bahasa daerah yaitu berasal dari bahasa Bali yang berjumlah 25 kata dasar dan 2 kata berimbuhan.

2.      Wujud campur kode
Wujud campur kode yang ada pada novel Kenanga yaitu kata dasar, kata berimbuhan, dan kelompok kata. Dalam novel tersebut campur kode yang berwujud kata dasar ada 25 kata. Kata-kata tersebut adalah bajang, balian, banten, belabaran, biang, bli, boreh, canang, griya,  jegeg, jineng, luh, mbok, mebat, metanding, gayah, panjak, parekan, ratu, seda, semeton, tangkil, tiang, tukakiang, tuniang. Campur kode yang berwujud kata berimbuhan terdiri dari dua kata yaitu  majejahitan  dan penglingsir. Sedangkan campur kode dalam bentuk kelompok kata terdiri dari 14 kelompok kata. Kelompok kata tersebut adalah, bulung boni, ida ayu, jaje juli, karmaphala, metanding banten belabaran, nunas oka, ngaturang canang, petiles ibe, ratu aju, ratu ibu, tuniang meme, tuwe lanang dan wang jero. Kata-kata dan kelompok kata ini berulang-ulang tersaji dalam novel ini.

3.      Campur kode dalam novel Kenanga
Campur kode yang ada dalam novel ini tersaji hampir di setiap halaman.  Disini disajikan beberapa contoh penggunaan campur kode dalam novel Kenanga. Baik yang berwujud kata dasar, kata berimbuhan maupun yang berwujud kelompok kata.
a.      Bajang sama artinya dengan gadis uda belia. Kata bajag beberapa kali tersaji dalam novel ini. Salah satunya ada pada halaman 227, cuplikan berikut,
Begitulah misalnya, kata yang keluar dari mulutnya bila melihat para bajang  banyak yang tidak mahir membuat kue sesaji
b.      Cuplikan dari halaman 8, “Tiang…harus… metanding banten belabaran tiap hari. Membantu Tugeg Galuh… membuat tangkih.” Kalimat Intan terpatah-patah.
  
       C. KESIMPULAN
Campur kode yang tersaji dalam novel Kenanga karya Oka Rusmini membuat novel ini menjadi semakin menarik. Campur kode yang digunakan dalam novel ini berasal dari dua bahasa yaitu bahasa asing dan bahasa daerah. Penggunaan campur kode dalam novel ini terdiri dari 3 macam yaitu yang berwujud kata dasar terdiri dari 28 kata dasar, kata berimbuhan 2 kata, dan yang berwujud kelompok kata ada 14 frasa atau kelompok kata. Penggunaan campur kode bahasa Bali yang sangat banyak mengakibatkan pembaca novel merasa seperti berada pada lingkungan masyarakat Bali dengan segala adat istiadatnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa campur kode bahasa Bali paling dominan dalam novel ini. Terutama yang berwujud kata dasar.

DAFTAR PUSTAKA
Rusmini, Oka.2003. Kenanga. Jakarta : Grasindo.
Soemarsono.2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Sabda.
Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta : Sebelas Maret University Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

No comments:

Post a Comment