Thursday, October 7, 2010

ROMANTIKA DAUN-DAUN KERING

Karya Oka Rusmini dalam Warna Kita

mencintaimu
seperti mencintai daun-daun kering
mengotori tanah
menurunkan pahatan imajinasi
yang kurangkai di langit

memilikimu
seperti memiliki daun-daun kering
tak berwujud
cuaca telah memeras taksumu
tak tersentuh matahari pagiku

menatapmu
seperti menatap daun-daun kering
segumpal nanah dan kekacauan menetes di matamu
jatuh ke tanah
menyuburkan akar pohonku

mendekapmu
sepertoi mendekap daun-daun kering
rohnya batu
apinya retakkan tanah dan sungai

...
...

Wednesday, September 8, 2010

Mudik----Mudik----

Mudik. Mudik sebuah kata yang teramat mudah buat diucapkan, namun ternyata tak mudah buat dilakukan. Mengapa? banyak faktor yang menjadi penyebab mengapa mudik tak mudah untuk dilakukan. Mudik pada dasarnya adalah sebuah 'ritual' silaturahmi bagi sebagian besar warga negara Indonesia. (ternyata tradisi mudik tak terlalu banyak dikenal di negara lain).
bagi warga negara Indonesia bisa diibaratkan orang bekerja di luar daerah selama setahun, hasilnya akan dihabiskan dalam jangka waktu yang hanya beberapa hari saat mudik. dengan alasan yang cukup klasik yaitu ingin bertemu dengan sanak keluarga. tradisi mudik bagi sebagian besar masyarakat memang merupakan sebuah keharusan. mengaopa tidak? bukankah dengan mudik selain bersilaturahmi juga bisa menjadi ajang unjuk diri (waduhh... sombong nih ye...) bahwa dia sudah berhasil bekerja di kota lain, atau bahkan justru menjadi sarana untuk dapat membawa sanak keluarga untuk mengadu nasib di kota. dengan adanya tradisi mudik ini ternyata juga menjadi pemicu urbanisasi (walau itu hanya skala kecil belaka).
lalu apa sebenarnya yang di dapat dari tradisi mudik ini. yang jelas hasil yang di dapat adalah kelelahan yang luar biasa,. apalagi bila harus mudik dengan melintasi beberapa kota, menempuh jarak beratus-ratus kilometer atau justru dengan mmenyeberang pulau. namun tak bisa dipungkiri bahwa kelelahan yang amat sangat itu akan hilang sirna ddengan bertemunya kita denga keluarga yang telah sekian lama kita tinggalkan. hal yang kedua adalah dengan tradisi mudik maka pengeluaran yang disiapkan harus berlipat-lipat. bukan tidak mungkin bila dengan tradisi mudik ini (apalagi bila hari raya jatuh pada tanggal muda) maka sepulang mudik kita sudah tak punya pegangan apa-apa, dalam arti sisa uang tinggal menipis.
apakah hal seperti ini pernah kita sadari? bukan dalam rangka melarang melakukan tradisi mudik, namun lebih pada pengeliolaan keuangan yang lebih tepat hingga selesai mudik kita masih bisa hidup 'layak'. bukankah untuk mudik kita sudah dapat THR juga uang tabungan? benar. namun bila kita tak pandai-pandai dalam mengatur keuangan menjelang mudik maka akan terjadi keadaan yang mengenaskan di kemudian hari. maka dari itu, mari kita siapkan diri bagaimana cara kita mudik dengan cara yang cerdas. mudik...mudik...mudik....

Friday, September 3, 2010

Kemarin

kemarin
kita bertemu
setelah perpisahan itu
hati terasa bergetar 
kembali

memang kuakui
sungguh dalam kehadiranmu
pedihku masih terasa
di dada

aku tak dapat menahan cemburu
aku tak dapat menahan pilu
aku tak dapat menahan semua rindu
kini jadi mimpi yang sedih
yang membuatku gelisah

kabut hitam kembali
membuat hati gelisah... ooo 
memang kuakui setelah perpisahan itu
pedihku masih terasa 
di dada

aku tak dapat menahan cemburu
aku tak dapat menahan pilu
aku tak dapat menahan semua rindu
yang kini jadi mimpi yang sedih 
yang membuat hati gelisah

Franky Sahilatua


Aku tak dapat menahan cemburu, aku tak dapat menahan pilu, aku tak dapat menahan rindu. Itulah yang selalu kita rasakan.  Sering kita mengatakan bahwa kita bukan pencemburu, namun pada kenyataannya kecemburuan seringkali kita ekspresikan tanpa kita sadari. cemburu pada siapapun, orang tua, saudara, teman, atau yang paling sering kita rasakan adalah cemburu pada pasangan kita. bukan cemburu karena diduakan namun lebih sering kita merasa cemburu karena perhatian mereka berkurang pada kita.  karena cemburu itulah yang akhirnya membuat hati kita menjadi pilu. belum lagi kita harus menahan rindu yang demikian kuat.

Sunday, August 15, 2010

Setangkai Mimpi

Sepertinya aku dalam sebuah perjalanan. Saat itu mobilku mengalami kerusakan. Aku mencoba mencari bengkel langgananku namun ternyata sampai di tempat, bengkel itu tutup. Aku bertemu dengan seseorang. Dia menyarankan aku untuk membawa mobilku ke bengkel yang dia kenal. Dikatakannya bengkel itu berada di belakang pool damri. Aku mengiakan. Aku sempat sedikit bingung karena tempat itu seingatku adalah bengkel kakakmu. Sedikit ragu aku untuk memmbawanya kesana. Tiba-tiba saja kudengar suara anak kecil di sampingku. “Bunda… aku mau ketemu bapak Bunda. Aku kangen bapak…” terpana aku melihatnya. Siapa anak ini? Mengapa memanggilku bunda? Mengapa dia tiba-tiba ada bersamaku? Seorang anak kecil yang manis. Aku hanya memandangi anak itu. Apakah benar anakku? Aku lebih terpana saat dia menggapai lenganku dengan pandangan memohon. “Aku kangen bapak Bun… bapak ada di sana!” Bapak ada disana? Di bengkel? Ngapain dia? “Iya mbak, tadi kulihat dia ada di sana.” pemuda yang mengantarku membenarkan. Aku hanya mengangguk kemudian mengarahkan mobil ke tempat yang ditunjuk. Sampai di tempat anak kecil itu segera turun berlari  diikuti pemuda yang mengantar tadi. Aku disambut kakakmu, kunci kuserahkan dan aku dipinjami mio putih untuk pulang. Sendiri.
Hari menjelang sore saat aku teringat meninggalkan anak itu di bengkel begitu saja. Bergegas aku ke bengkel mencarinya. Namun tak kutemukan lagi sosok itu. Aku bingung kemana harus mencari anak kecil yang memanggilku bunda tadi. Anak kecil yang telah kusiakan. Anak kecil yang telah kuragukan bahwa dia darah dagingku. Apakah aku sudah gila?. Melihatku kebingungan tak satu pegawaipun yang menggubrisku, bahkan mereka hanya memandangiku dengan sinis. Aku hampir menangis, kemana lagi harus mencari. Aku tak tahu apa yang akan terjadi kalau aku tak menemukan anak itu. Aku duduk terguguk di sudut, menyeka air mata yang meleleh tiba-tiba. Dari pintu samping, kau datang menggendong anak itu melihatku dengan pandangan penuh kemarahan.
“Jangan pernah tinggalkan dia Mi… kalau Mami tak sanggup merawat biar aku yang merawatnya. Aku hanya minta Mami tak pernah melupakan bahwa itu anak kita.“
“Ooh… jadi bapak anak itu kau… sungguh? Tapi bukankah kau tak pernah mengatakannya? Bukankah kau sudah lupa menyapaku? Lupa mengunjungiku? Lupa merindukanku?”
“Cintaku tak pernah berubah Mi… aku tak mudah berpaling ke lain hati… aku tak akan pernah bisa lupakan Mami kecuali Mami melupakanku…. Seperti Mami melupakan anak kita ini.”
“Tidak… aku tak pernah melupakanmu… sedetikpun… “
“Tapi Mami melupakan buah cinta kita…. Itu berarti Mami melupakan aku…”
“Aku takut… sungguh… aku takut kau pergi… aku takut tak pernah bisa meilhatmu lagi…. Takut tak boleh rindu kamu lagi…. “
“Mami harus sadar Mi… sadar… aku bawa anak ini…. “
Lalu kau pergi dengan segera… tanpa menengokku kembali… aku berlari mengejarmu, menggapai-gapai, aku berharap kau akan berhenti, berpaling dan menolongku tapi kau tetap pergi menggendongnya dengan senyum sinismu. Lunglai sudah seluruh sendiku, aku jatuh, aku terpuruk. Sendiri. Namun aku masih mampu berteriak
“Jahat… kau jahat Pi… sangat jahat… jahaaaaatttttt….”.
Diantara lengkingan suaraku bisikanmu menyelusup ditelingaku tajam…
“Aku sayang Mami… aku cinta Mami… aku tak bisa lepas dari Mami…
Aku menangis sejadi-jadinya karena aku tak mampu berbuat apa-apa…
***
Ketika kita terjaga dari tidur karena kita bermimpi, kita selalu berusaha untuk mengingat apa sebenarnya yang terjadi. Kadang kita menjadi bertanya-tanya apa sebenarnya makna mimpi yang baru saja kita alami. Atau kita merasa sayang mengapa mimpi itu terlalu cepat berakhir tanpa pernah dapat kita menikmatinya. Namun sering pula kita bersyukur bahwa kita telah terlepas dari mimpi yang kita anggap sangat buruk.
Mimpi dan tidur adalah dua peristiwa yang tak bisa dipisahkan. Orang tak akan pernah mengalami mimpi bila tidak tidur. Banyak orang mengatakan bahwa mimpi adalah bunga tidur. Pada saat-saat tertentu bila kita bermimpi, begitu bangun tidur langsung kita bisa menceritakan mimpi itu. Namun pada lain waktu kita bermimpi tapi kita tak bisa menceritakan mimpi kita tersebut. Baru pada beberapa hari kemudian kita mengingat mimpi kita.
Kadang mimpi yang kita alami kita anggap sebagai firasat. Orang-orang tua kita mengatakan bahwa bila kita mimpi gigi kita tanggal maka ada orang terdekat kita yang akan meninggal. Bila kita mimpi digigit ular maka kita akan mendapat jodoh. Mimpi diterjang banjir maka kita akan mendapat musibah.
Beberapa buku yang saya baca mengatakan bahwa mimpi adalah perjalanan bawah sadar kita. Atau peristiwa yang dialami oleh bawah sadar kita. Memang beberapa mimpi yang kita alami ada hubungannya dengan peristiwa yang pernah kita alami. Beberapa waktu setelah gempa Jogja terjadi saya pernah bermimpi berlindung di balik reruntuhan tembok karena gempa besar terjadi. Mimpi yang saya alami ini mungkin merupakan ekspresi sebuah trauma pada peristiwa besar yang pernah saya alami.
Mimpi kadang membawa kabar menggembirakan buat kita namun tak jarang pula mimpi menimbulkan kesedihan dan rasa was-was. Lalu bagaimana kita harus menghadapi sebuah mimpi? Mungkin kita harus menganggap bahwa mimpi hanyalah sekedar bunga tidur yang tidak perlu dipikir lebih mendalam. Pola berpikir positif mungkin lebih bisa menata hati dan perasaan kita menghadapi mimpi. Kalau mimpi itu baik kita menghadapi dengan hati senang. Bila mimpi itu mimpi buruk dan menakutkan maka kita tak perlu memikirkan lebih dalam. Selalu berprasangka baik. Karena dengan berpikir positif maka aura yang ada disekitar kita akan mendukung pikiran positif kita. Dengan demikian aura positiflah yang akan membantu kita mewujudkan hal positif yang kita harapkan.
Lalu apa yang kita lakukan bila kita mengalami mimpi seperti di atas? Berpikir positif. Bahwa apa yang terjadi dalam mimpi itu hanyalah sekedar cerita. Ibarat kita melihat sepenggal sinetron saja. Maka kita akan merasa lebih baik dan lebih nyaman. Tak perlu bepikiran bahwa orang meninggalkan kita dalam mimpi benar-benar akan meninggalkan kita di alam nyata.

Wednesday, July 7, 2010

MUKTAMAR.... MUKTAMAR....

Gaung Muktamar Muhammadiyah sudah terasa sejak beberapa bulan sebelum kegiatan muktamar dilaksanakan. tentunya kami sudah bersiap untuk menyambut acara besar tersebut. sudah terbayang dibenak kami seperti apa kesibukan yang akan terjadi. kepadatan seperti apa yang akan kami rasakan. Namun ternyata begitu pembukaan muktamar dilaksanakan di Mandala Krida kami pusing tujuh keliling. betapa tidak? untuk sekedar keluar rumahpun kami tak bisa leluasa. bus-bus dari berbagai kota (bahkan beberapa dari luar jawa) telah berjajar memenuhi jalan di depan rumah. rumahku yang sudah penuh sesak dengan penghuni jadi kian terasa sesak saat melihat begitu banyak orang berkalung handuk dan menenteng alat mandi ikutan antri di depan gerbang menanti ( siapa tahu pemilik rumah berkenan membuka gerbang dan mengijinkan untuk sekedar mandi dan bersih diri) sayang.... tak juga ada keberanian kami untuk membuka gerbang karena untuk memenuhi kebutuhan penghuni rumah dan tamu rumah yang berjubel dua kamar mandi kami tak pernah sela dari penghuni. maafkan kami.

Wednesday, June 30, 2010

Tahun Ajaran Baru ? Waduuhhh......!!

Bagi sebagian orang tahun ajaran baru merupakan saat yang membahagiakan. bagi anak-anak yang lulus kemudian akan mencari sekolah lanjutan merupakan sebuah kebahagiaan. bagi para pedagang tahun ajaran baru merupakan saat panen, teruma bagi pedagang buku dan seragam.

Tahun ajaran bagu bagi orang tua tentu menghadirkan bermacam-macam perasaan. suka cita karena ananda berhasil melampaui jenjang untuk menuju jenjang berikutnya namun bagi sebagian orang tua juga merupakan saat dimana harus pandai-pandai menyiasati keuangan. bagaimana tidak? saat tahun ajaran baru inilah banyak orang tua merasa "harus menjadi orang kaya" karena biaya daftar ulang yang tidak sedikit. kadang-kadang orang tua juga tidak habis pikir mengapa harius ada biaya daftar ulang? padahal saat mereka (para orang tua) dulu bersekolah tidak mengenal adanya biaya daftar ulang.

yach....!! disinilah akhirnya orang tua diuji kemampuannya dalam mengelola keuangan. anak-anak diuji untuk tidak terlalu menjadi penuntut bago orang tuanya, sekolah diuji untuk lebih bisa memberikan pertimbangan yang baik dalam menyusun biaya daftar ulang. masyarakat diuji untuk lebih bijak dalam menanggapi semua hal. yach.... kita semua sedang diuji... ujian yang ada dalam setiap khidupan manusia....

Saturday, May 15, 2010

Relaksasi
Lelah. lelah hati, lelah pikir, lelah rasa. Sebuah pijatan tentu akan membuat jadi relaks. Ya sebuah pijatan. Atau jalan-jalan, refreshing? Nggak ah.... Pulang aja terus tidur nyenyak, tentu lebih menyenangkan. Tidur? Ahhh nggak seru! Makan aja pa ya? makan apa? Bakso, rujak, steak, gado-gado? Makan lagi? Wah bikin gemuk. Lalu apa dong?
Mencari fresh memang tidak mudah. apalagi kalau kelelahan ada di rasa dan pikiran. Relaksasi macam apa yang paling pas untuk itu? Salah satunya adalah mengerjakan pekerjaan yang paling disuka. Lho itu bukan relaksasi namanya karena masih bekerja. Maksudnya tentu pekerjaan yang tidak terlalu menguras tenaga pikiran dan perasaan. Berkebun mungkin menjadi salah satu pilihan, memancing, jalan-jalan ke tempat yang menyenangkan, dan lain-lain. dengan kegiatan-kegiatan semacam ini kelelahan tentu akan akan sedikit terobati.

Friday, May 14, 2010

Ke Pantai yuuukkk!!!!

Jalan sempit yang berliku. Pohon-pohon di pinggir sawah dengan tanaman padi yang menghijau. Di kejauhan pucuk-pucuk nyiur terbuai angin, meliuk. Udara terasa kian menyengat, padahal hari belum lepas dari pukul sepuluh pagi. Jalanan di depan, aspal mulus, lengang, menarikku untuk berpacu. Segera ingin melihat pantai yang gencar di dengar dari promosi mulut ke mulut. seperti apakah? Mereka bilang begitu indahnya, teduh, tenang, menyenangkan. Angin pantai mulai terasa, jalanan mulai penuh, tak selengang tadi. satu dua kendaraan roda dua juga beberapa kendaraan roda empat melaju ke arah pantai yang dituju.
Kwaru

aku datang padamu
Dengan berjuta harapan
kan mendapat kesan yang mendalam
umasuki pintu rumahmu dengan penuh antusias
teriring senyum mempesona
pelan kurapatkan tubuhku pada pelataranmu yang menyengat
pelan kulayangkan pandang
pada hamparan rumahmu yang penuh, padat, pepat
tak kutemukan impian kenyamanan
berteduh di bawah cemaramu yang menghampar
tak kutemukan sejengkal tanah buat melepaskan lelah
berdiri aku dalam sunyi karena impian
impian ketenangan tak bisa kutemukan
seluruh rumahmu penuh penghuni
yang lupa akan jati diri

Tuesday, February 9, 2010

Agung Hilang? Sebuah Berita Menghebohkan

Apa yang akan kita lakukan saat mendengar salah seorang dari orang terdekat kita tak pulang pada saatnya? Kaget, sedih, cemas, harus, penasaran, marah dan sebagainya. Seperti yang saya rasakan saat ini ketika mendengar Agung, keponakan saya tidak pulang ke rumah tantenya walau hari sudah malam. Namun keadaan seperti ini tidak seharusnya membuat kita menjadi terjerat, secepatnya kita harus bertindak mencari anak tersebut. Yang menjadi pertanyaan sekaran, kemana kita harus mencari? Ke rumah teman, ke mall, ke sekolah atau kemana? Pertama yang harus kita ingat adalah hobby dan keinginan anak tersebut, karena kemungkinan yang paling besar adalah anak tersebut pergi ke suatu tempat yang menjadi penyaluran hobby atau keinginannya.
Saya jadi ingat peristiwa beberapa tahun yang lalu ketika anak kedua saya masih SMP, beberapa kali dia menghilang dari rumah hanya untuk pergi ke warnet karena dia tergila-gila dengan salah satu permainan di internet. Nah, berdasar pengalaman itulah maka saya meminta anak kedua saya tersebut untuk mencari sang keponakan sampai ketemu. Dimana harus mencari? jawaban saya cukup singkat sambil tersenyum saya katakan, "ke tempat dimana kau menghilang saat SMP dulu!" dia menjawab dengan ketawa "aku tahu kemana harus mencari!" sahutnya sambil mengajak adiknya bersama-sama pergi menyusuri jalan mencari game center dan mencari Agung, sang keponakan yang sore ini 'hilang'.